Jumat, 12 November 2010

CAPER KO MENJIJIKAN.........

Pernah ketemu kejadian kayak gini?
Lagi ngumpul sama temen, ada cewek/cowok yang pernah kamu suka (tapi karana suatu hal, kamu jadi balik benci dia). Orang itu terus2an ngelakuin sesuatu yang kayaknya lagi nyari perhatian. Misal: bolak balik ngelewatin tempat kamu ngumpul, atau sekedar ngomong kenceng yang tanpa dia sadarin semua orang dalam radius 1 km bisa denger (kalah deh klo cuma ngandelin TOA), atau ngelakuin keahliannya dengan sok gaya, padahal dia masih taraf amatir. .
Ngerasa terganggu atau terkesan jijik? Pasti jawabannya: IYA
Tapi apa ga ada sedikit rasa bangga atau seneng diperlakukan “layaknya” kita adalah seorang ratu/raja yang disuguhi hiburan dadakan. Klo pengen jujur n engga terkesan MUNAFIK, mending jawab IYA. Karena gw yakin sekecil apapun, rasa bangga atau senang itu pasti ada. Tapi, kebanyakan orang setelah sedikit ngerasa senang, pasti langsung ingat kejadian yang ngebuat sakit hati. Rasa sakit lebih mudah diingat daripada rasa senang, bukan?. Makanya rasa senang yang sedikit itu langsung hilang dan kamu ga ngerasa merasakannya. BETUL GA?
Dan apa yang ngebuat dia ngelakuin itu?
Salah satu sifat manusia adalah : pengen diperhatiin. Setiap orang punya caranya sendiri untuk itu. Semuanya tergantung situasi dan kelabilan emosi supaya cara yang dilakukan engga terkesan menjijikan.
Orang yang sedang nyari perhatian sebenernya juga lagi bingung harus bersikap gimana, supaya kamu nyadar “WOI...GW DISINI”. Kamu yang ngerasa jijik pun, mau ga mau, beberapa kali harus ngelirik juga, walo hati berkeras untuk engga ngengubris. Apa dia tau apa yang kamu rasain? Mungkin iya, mungkin engga. Karena dia juga sedang bermain dengan possibility.
1. Kamu ngasih tanggapan - glad for her/him
2. Kamu cuek - paling cuma tanya “kenapa siy?”
Setelah itu tinggal berandai-andai…
Klo dikasih tanggapan: andai besok bisa ketemu lagi,kita ngapain ya. Coba tadi kayak gini, coba tadi lebih atraktif lagi..bla…bla…bla…
Klo engga dikasih tanggapan: kenapa siy kamu kayak gitu (sikapmu ga sesuai yang dia harapkan)? Saat dia berharap, kamu negor dia, senyum dan terus melihat kearahnya. Atau pertanyaan “kenapa siy kamu ga ngasih tanggapan apa2?” Diam, ga kegubris dan terus asik dengan teman2mu. Perandaian yang dia buat seperti ini: andai dulu gw ga kayak gitu, dia pasti lebih bersahabat sekarang, setidaknya sekedar senyum atau sapa.
Jadi, kamu sudah tau senjatanya, then you should know how to handle it. Cobalah menerima “semuanya”. Akui perasaanmu, akui juga apa yang kamu inginkan. Disini kamu harus memilih, menyakiti hatinya atau membuat diri kamu sendiri berdosa karna terus mencacinya dalam hati. Dengan cara yang halus, kamu bisa memberinya peringatan walau itu berarti kamu menanggapinya. Kalau kamu mengikuti EGO, mungkin kamu bisa menyarankan teman2mu untuk pindah ke tempat kumpul yang lain. Dan itu juga cukup memberitahukannya kamu ngerasa terganggu dengan “kelakuannya” dan membuatmu ga nyaman.
So, ketika kamu menghadapi situasi yang membuatmu ga nyaman, bahkan berhubungan dengan masa lalumu kayak gini, kamu harus menentukan cara bagaimana agar masa lalumu itu menjadikanmu lebih baik dan lebih kuat di masa beberapa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun kedepan. Lakukan sesuatu yang membuatmu nyaman menjalani setiap detik hidupmu saat ini, yang mampu meminimalisir ketakutan dan ketidaknyamanan dimasa depan.
Semua yang kamu lakukan saat ini sesungguhnya keputusanmu untuk masa depan. Duduk, diam, berdiri, jalan, bicara, bernafas, bekerja, bahkan saat melihat adalah modal masa depanmu.

Tidak ada komentar: