Kamis, 15 Januari 2015

SURROUND JAVA LAND (SMALL SECTIONS OF THE WORLD)

The simple things-- Travelling to a new place is inspiring no matter what your background. This is my long trip story that is started at 30 Desember 2014 07:30 PM until 9 January 2015 03:00 AM. I'm glad to share some interesting places that maybe inspiring you.

31 Desember 2014 04:00 AM
Tempat persinggahan pertama, SPBU MURI Tegal. Terletak di Jln. Raya Dampyak KM 3,5. Sekalian lewat, tergoda juga untuk "mencicipi" SPBU fenomenal ini.
SPBU MURI Tegal

SPBU MURI Tegal, Jawa Tengah
Menurut berbagai referensi (klik di sini) SPBU ini mendapat penghargaan MURI sebagai SPBU dengan toilet terbanyak dan terbersih. Di bagian pintu masuk, sudah terpampang spanduk besar SPBU MURI. Hmmm... SPBU ini lumayan besar menurut gw. Walau tidak sebesar Rest Area milik salah satu politikus kita di Cipularang. Tempat parkir luas, tetapi sepertinya sedang dalam tahap renovasi, so sedikit berantakan. Ga sulit nemuin toilet karna udah ada penunjuk arahnya. Di pintu masuk toilet, gw disambut dua hal: 1. Bau pesing 2. Mas-Mas yang sepertinya sedang PMS penunggu kotak uang. Sempet kepikiran kalo kita lebih cepat menyadari bau yang tercium oleh hidung, ketimbang bentuk yang terlihat oleh mata. Buktinya adalah, gw baru sadar si Mas ada setelah gw mencium bau pesing.

Bau pesing? Benul kok ga salah baca. Ga cuma bau pesing, toilet kotor, lampu ga nyala atau keran mati menjadi masalah tempat ini. Sayang ya? Gw bilang juga penghargaan terasa sia-sia kalo ga ada perawatan dan pengelolaan yang baik.
 
Puas "mencicipi" toilet (walau dari 107 bilik gw hanya coba 1), memasukkan uang ke dalam kotak yang dijaga Mas-Mas PMS (sebut saja begitu), mari mencoba Mushollanya. Bersih, tempat Wudhu luas, dan karpet yang wangi. Untuk fasilitas lainnya, seperti kolam renang dll ga sempet dicoba karna belum buka. FYI, kalo mau datang dan mencoba kolam renang, denger-denger sih harga tiket masuknya Rp.15.000,- aja. Dan tarif toilet mengikuti tarif umum, lama/sebentar Rp.2000,-

04:57 AM - 05:19:17 AM
I fall more in love with sunrise and sunset. Menyaksikan tiap detik fase-fase muncul dan terbenamnya mentari serta perubahan warna langit secara langsung, feel so excited, don't you? Inilah sebagian kecil tanda-tanda munculnya mentari sepanjang jalan Pemalang
04:57 AM
05:01 AM


05:06 AM
05:08 AM
05:10 AM
05:19:11 AM
05:19:17 AM

08:10 AM
Accidentally, ga masuk ke dalam destinasi tujuan trip ini, Taman Margasatwa Semarang. Terletak persis di sebelah kanan jalur Semarang-Kendal dari arah Jakarta. Salah satu destinasi wisata murah untuk keluarga dengan harga tiket masuk Rp.5000,- saja.

Letak Taman Margasatwa Semarang

Tempat pertama yang gw lihat adalah kolam kecil yang di dalamnya terdapat banyak sekali kecebong. Walaupun kolamnya sendiri gw tahu itu buatan, whether you live in town or country it's difficult to make your garden into a haven for a wildlife. Apalagi kolam ini bukan salah satu display hewan air, hanya ornamen yang secara alami menjadi habitat makhluk yang akan bermetamorfosis menjadi kodok. Dan tentu saja, yang paling betah duduk berlama-lama di tempat ini adalah anak-anak yang gemas melihat hewan-hewan kecil ini berenang ke sana ke mari.

Make your garden into a haven for wildlife is about the plants (whether trees or shrubs), give continuity of food for insects, birds, butterflies and other animal life. Deretan semak-semak yang dibiarkan tumbuh dan berbunga dapat menjadi 'hotel' bagi lebah dan serangga lainnya. Dan kita bisa lihat "unplanned wildlife" itu di sini.

Bee visits flower to collect nectar and sometimes pollen for food.
Bee is attracted to the flower by scent and the colour.
Grasshopper on Ruella malacosperma
Grasshopper on Ruella malacosperma

Unplanned wildlife can be a subtitute display kalo kandang yang dilihat kosong ga berpenghuni. Hitung-hitung variasi gerakan. Kalo lihat kandang harus berdiri, kalo unplanned wildlife, minimal bisa jongkok. Karna hewan yang kita lihat biasanya berukuran mini.

Nah.. yang punya bakat narsis, ga punya tongsis, ada penjaja jasa foto langsung jadi yang menawarkan berfoto bersama badut dan hewan. Bukan hewan sebenarnya, hewan di sini hanya sebuah patung. Hewan hidup yang dapat diajak berfoto hanya Kakak Tua putih. Sayang gw ga sempet nanya harga. Yah.. you know me so well lah.. (Siapa lo? Sok terkenal!)

Menurut gw, the most interesting is one-way pedestrian circulation concept tempat ini, membuat pengunjung menjadi lebih mudah berkeliling. Setidaknya, pengelola dapat memastikan pengunjung melihat semua hewan yang dipamerkan. One-way pedestrian circulation concept ini masih berlaku hingga zona perdagangan sebelum pintu keluar. Pola sirkulasi linear zig zag yang diimplementasikan sukses membuat pengunjung harus melewati semua pedagang souvenir tanpa terkecuali. Sedikit melelahkan sebenarnya dengan melihat banyaknya pedagang yang harus dilewati. Thankful, I came at the early time. So, just a few shop have been opened. :)

NB: Suddenly I think, the unplanned wildlife happens because carelessness or just the way it is? :)

10:00 AM - 11:00 PM
Arrived at Horison Hotel Semarang. Letaknya sangat strategis tepat di jantung kota Semarang, di Simpang Lima. Kesan pertama gw terhadap hotel yang berhimpitan dengan pusat perbelanjaan ini adalah mewah. Namun saat mengetahui lahan parkir yang minim dan harus digabungkan dengan lahan parkir pusat perbelanjaan, rasanya kemewahan itu berkurang. Belum lagi parkir liar dan pedagang kaki lima semakin membuat wilayah sekitar hotel ini terasa sumpek. Traffic problem? Of course! And the traffic problem causes the erratic pedestrians appear. Kenapa? Karna untuk menyebrang jalan aja gw harus bersaing dengan mobil dan motor yang melintas. More traffic problems mean more bad walkers, it means you should be a jaywalker (Read: The Four Types of Jaywalkers: An Illustrated Morphology of Bad Pedestrians circa 1924 by Maria Popova)

Gw berharap, hal ini terjadi hanya karena menyambut tahun baru aja. Terlebih lagi Simpang Lima dijadikan pusat keramaian di malam penyambutan. Kendaraan yang pada siang hari memadati kawasan ini hilang entah ke mana, digantikan dengan lautan manusia. Ternyata, khusus untuk malam penyambutan tahun baru, Simpang Lima diberlakukan Car Freeday. Kendaraan yang terlihat melintas hanya kendaraan patroli petugas, ambulans dan mobil gowes yang dihiasi lampu kelap-kelip. Mobil gowes yang ramah lingkungan dan menyehatkan ini tentunya disewakan. Harga? Murah kok cukup Rp.25.000,-.

Setelah lelah mengayuh, lapar? Tenang! Di Simpang Lima ini terdapat deretan khusus pusat jajanan dan makanan khas Semarang. kalo ada yang mau mencoba tahu gimbal seperti yang gw coba, di sini ada. "Jangan coba-coba makan di tempat yang tidak tertulis daftar harga di menunya" himbauan ini tersebar di sepanjang tempat makan. Mungkin, untuk mencegah terjadinya perampokan dompet pengunjung. Tau aja dana terbatas. :))))


Tahu Gimbal Udang

Habis makan mau mencari oleh-oleh? Ga perlu khawatir, di seberang jalan terdapat deretan kios-kios souvenir dan kaos khas Semarang. Harganya pun ga membuat kantong kempes. Harga kaos berkisar  Rp.15.000,- s/d Rp.35.000,-. Gantungan kunci harganya berkisar Rp.2000,- s/d Rp.15.000,-. Murce!!!

1 Januari 2015 09:00 AM - 10:40 PM
Destinasi selanjutnya adalah Bromo. Jarak tempuh Simpang Lima-Bromo menurut Google Maps sekitar 432 KM. Melewati beberapa kabupaten dan kota. Salah satu kabupaten yang dilewati adalah Kabupaten Demak. Sepanjang jalan di kabupaten ini, kita disuguhkan oleh identitas kabupaten yang tergambar jelas pada lampu jalan yaitu jambu air merah delima. Lampu-lampu yang dihias oleh ornamen jambu air merah delima ini seperti memberitahu bahwa "Demak, welcoming you!!". Pemerintah daerah cerdas mengenalkan daerahnya kepada siapa saja yang melintas dengan cara yang sederhana. Good Job!!

Jambu Air Merah Delima pada Tiang Lampu Jalan, Kabupaten Demak

Perjalanan yang aman, nyaman, ga ketemu kemacetan, pastilah sangat menyenangkan. Namun, bagaimana jika hambatan yang diterima berupa sikap semena-mena pengendara lain? Obstruction on street is about habits and attitude. Mobil bernopol T 1175 ED ini sepertinya tidak mempunyai 2 hal itu. Berkali-kali (jika dihitung sudah 5 kali) membuang sampah seenaknya tanpa memperdulikan pengendara lain di belakangnya. Sampah yang dibuang antara lain kertas (entah kertas apa), bungkus makanan ringan yang berukuran besar dan berukuran kecil, serta bungkus dalam coklat dan dusnya. Mungkin orang-orang seperti ini hanya bisa upgrade kendaraan yang mereka tumpangi tanpa diimbangi upgrade mental dan perilaku.

Si Peninggal Jejak (Sampah)

Tinggalkan si hambatan, kita beralih ke pemandangan. Sayang banget perjalanan siang hari hanya dilalui dengan tidur. Padahal pemandangan-pemandangan indah bertebaran. Salah satunya adalah hamparan sawah di sekitar Nganjuk ini. Beautiful? No doubt! :)

Beautiful, simple and perfect!

Contrast in nature can be striking sometimes :)

Berbeda dengan perjalanan siang, perjalanan malam hari perlu ekstra waspada. Karena, lengah sedikit celakalah kita. Termasuk menuju penginapan yang letaknya +- 50 m dari pintu masuk Wisata Gunung Bromo ini. Berjarak sekitar 18,1 KM dari Jln. Raya Bromo, kita harus melewati jalan berkelok dan gelap dengan tebing dan jurang di kiri kanannya barulah kita dapat mencapai Cafe Lava.

Tracking menuju Cafe Lava via Jln. Raya Bromo

Lobby hotel yang berbentuk seperti rumah, menyatu dengan restoran tetapi terpisah dengan penginapan. Beberapa bagian penginapan sedang dalam tahap pembangunan. Di luar itu, kamar yang mereka sewakan termasuk nyaman dengan dinding anyaman bambu, menambah asri suasana. Ada yang unik di dalam kamar, yaitu lemari kamuflase. Lemari yang terlihat menempel di dinding ini ternyata bukan lemari, melainkan jendela kamar mandi. Iya. Jendela yang dapat menembus kamar mandi.

Letak Lemari Kamuflase

Suasana Kamar

Mau bulan madu, merayakan anniversary, atau merayakan hari penting lainnya? Di sini ada pelayanan khusus, termasuk perhitungan hari pernikahan seperti dalam Sitkom "Tetangga Masa Gitu" di NetTV, pihak penginapan dengan senang hati membuat tanda di depan pintu kamar. It's so funny.

Well, apapun perayaannya, tetap pakailah jaket, sarung tangan, kaos kaki dan penutup telinga kalian agar tidak kedinginan.

2 Januari 2015 04:00 AM - 10:00 AM
Untuk naik ke Puncak Bromo kita memerlukan kendaraan khusus berupa Jeep. Biaya untuk menyewa Jeep ini adalah Rp.850.000,-. Biaya tersebut belum termasuk biaya masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebesar Rp.32.500,- per orang.

Tiket Masuk Kawasan Gunung Bromo

Started at 04:00 AM so we could watch the sunrise. Sayangnya, sampai di puncak, kabut tebal menghalangi. Jadi, banyak pengunjung yang hanya berfoto, menikmati kopi panas atau mie rebus di warung-warung sekitar. Gw salah satu orang yang menikmati kopi panas (yang sama sekali tidak berasa panas) di salah satu warung. Alasan gw meminum kopi sepagi ini adalah karna sudah 3 hari gw konstipasi. Kalau pernah lihat iklan salah satu obat pencahar, perut gw persis seperti perut Mba KD saat sedang sembelit. Keras dan sedikit membuncit.

Tinggalkan perut buncit, info penting yang mau gw bagi : waktu terbaik ke tempat ini, yaitu sekitar Juni hingga Oktober. Kalau di luar waktu itu, yaa selamat, yang Anda temui hanya kabut. Selain kabut, hal yang sedikit mengganggu bagi pengunjung muslim adalah tidak tersedianya Masjid atau Musholla di tempat ini. Sehingga, tidak sedikit (termasuk gw) yang harus melaksanakan Solat Subuh sambil duduk di pojokan warung. Wudhu? Tayamum aje!

Setelah di puncak, Jeep kembali turun menuju Kawah Besar. Hamparan pasir besar yang dikelilingi bukit-bukit tinggi. Sekali lagi, pemandangan tertutup oleh kabut tebal. Kalo kabut ga tebal, kita dapat menyaksikan kegagahan Gunung Batok dari dekat.

Gunung Batok yang Tertutup Kabut

Dari Kawah Besar kita menuju Kawah Gunung Bromo yang masih aktif. Dari tempat parkir Jeep, sebenarnya cukup jauh menuju kawah. Oleh karena itu, jasa penyewaan kuda terdapat di area ini. Sayangnya, kuda ini hanya mengantar kita sampai mulut tangga menuju kawah. Jika tidak ingin menyewa kuda, kita bisa berjalan kaki. Dengan berjalan kaki, kita dapat menikmati lebih detail area ini termasuk pura besar yang kita lewati sebelum menuju tangga kawah. Nama pura ini adalah Pura Luhur Poten. Pura ini biasa dijadikan tempat untuk merayakan berbagai acara besar adat atau keagamaan.

Pemandangan Menuju Kawah Bromo
Pura Luhur Poten

Bergerak menuju Cemoro Lawang. Di tempat ini dapat kita lihat bukit-bukit yang ditumbuhi pohon cemara (Casuarina sp.). Sayangnya, pohon cemara seperti kering karena efek aktifitas Bromo beberapa waktu lalu. Selain cemara, di area ini banyak ditumbuhi pakis (Polystichum setiferum) dan bunga edelweis ungu.


Cemoro Lawang
Daun Pakis (Polystichum setiferum)
Edelweis Ungu

Di area ini bisa ditemukan penjual kaos-kaos khas Bromo. Sebagai bocoran, dengan Rp.100.000,- kita bisa dapat 6 kaos berbahan baju partai. Kalo mau bahan kaos distro, Rp.60.000,- /potong. Yang bahan kaos biasa Rp.35.000,- /potong.

Move on dari Cemoro Lawang, kita menuju Bukit Teletubbies (Ingat? 4 Boneka dengan nama Tinky Winky, Dipsy, Lala, dan Poo). Menurut supir Jeep gw, bukan warga yang memberi nama tempat ini, melainkan pengunjung sendiri yang melihat deretan bukit-bukit ini seperti bukit di film Teletubbies. I love to be here. It's so amazing. Simply beautiful. Do you believe, minimal landscape interventions are often the best? I do believe.

Bukit Teletubbies

Edisi spesial memanjakan mata belum berhenti sampai di sini. Masih ada satu tempat terakhir di Bromo ini yang akan gw kunjungi. Tempat ini sering sekali dijadikan lokasi syuting. Tempat dengan hamparan pasir yang luas, yang pada saat musim kemarau, pasir ini akan mudah sekali tertiup angin. Pasir yang tertiup angin ini akan mengeluarkan suara seperti orang berbisik. Yup, nama tempat ini adalah Pasir Berbisik. And this place proves that minimal landscape intervensions often have the most powerful effect.

Pasir Berbisik

Selain pemandangan, ada hal yang menarik di sini, yaitu local wisdom. Di mana ada daerah rawan bahaya (longsor, kecelakaan dll) yang mereka anggap keramat, di sana ada patung pemujaan. Patung-patung kecil ini dapat kita lihat sepanjang perjalanan menaiki/menuruni Gunung Bromo. Selain itu, suku Tengger yang merupakan suku asli Gunung Bromo masih tetap menggunakan Bahasa Jawa Tengger sebagai bahasa sehari-hari mereka. Tidak seperti Bahasa Jawa pada umumnya yang memiliki tingkatan kasta, Bahasa Jawa Tengger sama untuk semua penduduknya.

Well, Perjalanan Bromo ini ditutup dengan sarapan telur mata sapi setengah matang + teh manis hangat. Soal kopi, tetap kurang ampuh mengobati konstipasi gw sampai besok pagi. :(

2 Januari 2015 10:00 AM - 04:15 PM
Perjalanan selanjutnya menuju Batu, Malang. Tetap mengandalkan Mba Garmin sebagai penunjuk arah. Jarak Bromo menuju Kusuma Agrowisata Resort and Convention Hotel sekitar 71,2 KM. Cukup dekat sebenarnya. Tetapi, tempat yang sangat ingin gw kunjungi sebelum ke Batu dan sekalian lewat adalah Taman Safari Indonesia II.

Bromo-Taman Safari Indonesia II-Kusuma Agrowisata

Sepanjang perjalanan, banyak sign arah Taman Safari ini. Tetapi, jangan tertipu ya. Karna setelah bertemu gerbang utama, kita masih harus mendaki gunung dulu. Yup, Taman Safari Indonesia 2 ini berada di kaki Gunung Arjuna Wilayah Prigen. Oleh karena itu, sering disebut dengan Taman Safari Prigen.

Seperti yang sudah disebutkan, jangan harap setelah melihat gerbangnya segera menemukan loket tiketnya. Karena, jarak loket tiket dari main gate sekitar 10 KM. Harga tiket masuk Reguler Rp.70.000,- dan Balita Rp.65.000,-. Ga akan rugi dengan harga tiket segitu. Semua tampak alami. Once again, minimal landscape interventions give the most powerful effect.

"Am I Handsome?"
You have a good nap. I can see it, Bear! :)
Sssssttt... Can you see them? The lions are having the nap time.
It's feeding time

For the first time, I just thought the caretaker of this place let everything grows naturally. Lihatlah pohon-pohon yang menjulang tinggi. The trees provide privacy for those animals and adding the special quality that makes a magical place for them. The most of all, trees provide height, shade and screening.

The trees are far from deliquescent at the moment, but it may develop deliquescent habit later in life.

By the way, jangan karna terpesona dengan hewan-hewan ini, sampai tidak memperhatikan papan-papan peringatan ya. Banyak papan yang memperingatkan untuk tidak membuka jendela mobil sepanjang kita masuk ke area hewan buas. Pihak pengelola tidak bertanggung jawab atas kerusakan kendaraan yang disebabkan kelalaian pengunjung. Mau memberi makan hewan? Tenang, ada feeding zone kok di beberapa spot yang kita lewati. Gw kasih tips nih, kalo mau beli wortel, jangan yang di pinggir jalan. Mahal dan sedikit. Dekat pintu masuk, ada penjual wortel yang murah dan bisa dapat berikat-ikat.

Nah, setelah puas melihat hewan-hewan, kita masuk ke zona pertunjukan dan permainan. Di zona ini, selain dapat menyaksikan berbagai atraksi hewan, kita juga dapat bermain. Untuk tiket pertunjukan, sudah termasuk ke dalam harga tiket. Tetapi, jika tidak membeli tiket terusan, akan dikenakan tarif untuk setiap wahana yang ingin kita mainkan.

Tips selanjutnya dari gw adalah usahakan hapalkan jalan yang telah kita lewati. Kalo ga, akan bernasib sama seperti gw, bingung mencari tempat parkir. Karna, jalan yang gw pikir dapat menembus ke jalan yang tadi gw lewati justru menuju jalur yang berbeda a.k.a nyasar. Kemudian, jangan lupa sedia payung. Ga cuma cinta, hujan pun sering kali datang tiba-tiba.

2 Januari 2015 06:00 PM - 07:30 PM
Memasuki Batu Night Spectacular (BNS) hari mulai gelap, while grisly nimbostratus cloud was welcoming me. It's kind of a huge cloud. Dalam penglihatan gw, awan ini berbentuk seperti tangan.

Grisly Nimbostratus Cloud

Kondisi ini sendiri bertolak belakang dengan di dalam BNS sendiri. Wisata yang terletak di Jln. Hayam Wuruk No.1 ,Oro Oro Ombo, Kota Wisata Batu ini bisa dikatakan versi modernnya pasar malam. Khasnya pasar malam adalah lampu warna-warni yang terang benderang, wahana permainan, dan tentunya banyak pedagang. Sama seperti pasar malam, tempat ini mulai dibuka pada pukul 15:00 - 23:00 (Senin-Kamis) dan 15:00 - 24:00 (Jum'at-Minggu). Yang membedakan dengan pasar malam adalah tiket masuk. Setiap pengunjung diharuskan membeli tiket masuk sebesar Rp.20.000,- (Weekdays) atau Rp.30.000,- (Weekends and High Season).

Mungkin yang suka tantangan, bisa berkunjung ke sini. Bagaimana tidak, hampir semua wahananya butuh keberanian yang tinggi. Sebagai contoh Flying Swinger atau gw menyebutnya kursi terbang. Orang-orang disuruh duduk di atas bangku mirip ayunan yang kemudian bangku-bangku ini akan berputar, dan terbang semakin tinggi dan tinggi. Kurang menantang? Masih ada pirate ship, UFO, piring berputar dll. Yang suka dengan dunia lain, bisa mencoba Rumah Hantu dan Ghost Hunting.

Wahana yang gw suka, karna ga butuh nyali, cuma butuh kecerdasan adalah rumah kaca. Rumah kaca ini dibuat seperti labirin. Gw kasih tips biar ga tersesat nih. Cukup lihat garis di lantai, jika garis itu mulai pudar atau terputus, itulah jalan yang harus dilewati. Cukup 5 menit saja kita sudah bisa keluar dari labirin kaca ini. It's so easy.

Well, walau disebut sebagai kota wisata, I think it's not been ready yet. The problem is the lack of parking. Saat high season, lahan parkir yang tersedia tidak dapat menampung kendaraan pengunjung. Pada akhirnya, badan jalanlah yang harus dikorbankan. Bukan hanya jalan, di mana ada tempat kosong, di sana dijadikan lahan parkir dadakan. Trotoar, parkir gedung perkantoran dan lapangan sekolah semua dimanfaatkan. Traffic problem? Surely. Untuk dapat berjalan 50 m saja butuh waktu sekitar 30 menit. Oh. Gosh! When it comes to transportation issues, people are most frustated by traffic. And almost all of big cities in this country, the traffic happens because of the lack of parking. I'm wishing, as a planner or a designer, our architects understand what people want and ultimately helping to shape a more satisfying and sustainable experience.

2 Januari 2015 08:30 PM - FELL ASLEEP
I arrived at Kusuma Agrowisata Resort and Convention Hotel after passed the traffic problem successfully. Yeay!! Hotel dengan luas sekitar 8 Ha ini, I would like to say, It's amazing. Lebih menakjubkan lagi adalah dapat makan malam. Tetapi, karna baru pertama kali ke sini, agak kesulitan juga mencari letak restorannya. Untungnya, fasilitas antar jemput gratis ditawarkan hotel ini. Yup! Mobil jenis karavan ini akan siap menjemput dan mengantar para tamu keliling hotel, termasuk mengantar ke restoran yang letaknya cukup jauh dari kamar tempat gw menginap.

Ternyata, hal yang menakjubkan tidak cukup sampai di fasilitas antar-jemput, pemandangan malam dari restoran Hortensia ini sangat menakjubkan. Dari restoran yang digabung dengan kolam renang ini, kita dapat melihat gunung dengan cahaya lampu dari bangunan-bangunan di bawahnya. Wonderful.

Dark night side

3 Januari 2015 09:00 AM - 08:00 PM
Walau tidak sedingin Bromo, Batu juga membuat tubuh sedikit menggigil di pagi hari, apalagi untuk orang-orang yang terbiasa hidup di daerah panas. Daerah dingin seperti ini sangat rentan penyakit panas dalam. Sediakan madu dan jangan lupa banyak minum air putih guys. Jangan sampai kayak gw ya. Bibir kering pecah-pecah hingga berdarah. Sibuk mencari madu ke berbagai supermarket, dapatnya madu stick untuk anak-anak. Nasib!

Best View Ever

Cuma bibir pecah-pecah, hati mah riang gembira siap bertamasya keliling kota. Destinasi pertama hari ini, Museum Angkut. Again, perjalanan yang harusnya cukup 10 menit saja, harus dilewati 30 menit. The same problem which is the lack of parking. I think, this city seems to haven't been designed for cars as well as people. Pada akhirnya, papan "parkir penuh" dan pengalihan arus oleh petugas pun membuat pengunjung mencari alternatif tempat parkir lain. Dan lapangan sekolah yang berjarak sekitar 1 KM pun menjadi salah satu pilihan.

Who's the happiest person at this moment? Warga sekitar. Bagaimana tidak, dari parkir mendadak seperti ini mereka mendapatkan bayaran Rp.10.000,- per kendaraan. Belum lagi jasa ojeg dari "lahan parkir" mereka menuju loket Museum Angkut , Rp.5000,- per sekali jalan. Hebatnya, mereka tahu jalan utama sudah pasti macet, akhirnya "jalan belakang" yang sedikit memutarlah yang mereka lalui.

Tetapi, sebenarnya jangan tertipu juga ya. Walau tulisan di pintu depan parkir penuh, ternyata di dalam masih banyak ruang kosong untuk parkir. Tetapi, mungkin karna arus masuk dan keluar sama, pengunjung membludak, pihak museum tidak dapat mengantisipasi kepadatan di pintu masuk. Tips dari gw adalah coba lewat jalan lain seperti jalan yang dilewati oleh ojeg dadakan.

Di area Museum Angkut terdapat Pasar Apung dan Museum D'topeng. Kedua tempat ini terletak persis di depan Museum Angkut. Pasar Apung sebuah konsep wisata air berupa pasar namun tidak berupa perahu. Pasar ini seperti pasar pada umumnya, terdiri dari petak-petak toko aksesoris, souvenir dan tempat makan. Eits, tidak perlu kecewa. Ada penyewaan perahu untuk mengelilingi pasar apung ini. Satu perahu, mampu menampung 4 orang.

Pasar Apung dan Museum D'Topeng

Tidak hanya masalah parkir dan arus keluar masuk pengunjung, pengelola sepertinya juga kurang memperhatikan fasilitas MCK. Satu area di luar gedung Museum Angkut ini hanya ada 1 toilet yang memiliki 4 bilik kamar mandi. Sayangnya 2 bilik kamar mandi tidak dapat dipakai. Kebayang antrinya seperti apa? Gw melihat seorang anak yang menangis kepada ibunya karna tidak tahan lagi ingin buang hajat. Setelah lama mengantri, anak itu harus buang hajat di celana.

Tinggalkan Pasar Apung yang penuh, kita masuk ke dalam Museum Angkut. FYI, Museum Angkut dibuka pada Pukul 12:00 AM - 08:00 PM dengan HTM Rp.50.000,- (Weekdays) dan Rp.75.000,- (Weekends dan High Season). Segala macam angkutan ada di sini. Dari mulai mobil, dokar, becak, kereta kuda, kereta uap, hingga pesawat. Yang paling banyak menarik perhatian pengunjung adalah Robot Bumblebee, Roket dan tentunya mobil yang dipakai Pak Dahlan Iskan. Bumblebee yang terbuat dari onderdil bekas ini menjadi tempat foto favorit pengunjung. Naik ke lantai 2, kita menuju roket. Dari puncak roket, kita dapat melihat hamparan pemandangan Kota Batu dan sekitarnya. Sedangkan mobil Pak Dahlan Iskan adalah mobil listrik yang sempat mengalami kecelakaan. Menariknya, mobil berwarna merah ini dibiarkan sebagaimana adanya pasca kecelakaan tanpa perbaikan.

Tanda Masuk Museum Angkut

Keluar dari ruang pameran, kita menuju Thematic Area. Area ini dibagi menjadi area-area yang menggambarkan berbagai kota dan ikon seluruh dunia. Ada area Kota Tua Jakarta, Area Eropa, Amerika, sampai Area Hollywood. Buckingham Palace lengkap dengan taman dan patungnya menjadi miniatur termegah dan tercantik di Museum ini. Sedangkan di Area Hollywood, kita dapat melihat poster-poster film terlaris sepanjang masa. Di Area Hollywood ini juga terdapat patung besar Hulk yang terbuat dari onderdil bekas. Stunning!

Museum Angkut - Kota Tua Jakarta

Museum Angkut - Pelabuhan Sunda Kelapa
Museum Angkut - Broadway and Gangster Town
Museum Angkut - The Victoria Memorial in front of the main gates at Buckingham Palace

Museum Angkut - The Ballroom at Buckingham Palace

And One-Way Pedestrian Circulation concept is a smart way to direct the visitors. Dengan cara ini pula, semua barang yang dipamerkan terjamin tidak akan terlewatkan. Di akhir perjalanan panjang, kita akan masuk ke dalam lorong yang dibuat seolah-olah gerbong kereta api. Untuk memaksimalkan suasana, di dalam lorong ini dapat dirasakan getaran dan goyangan selayaknya kita sedang berada di kereta api yang sedang berjalan. Dan tentunya, pengelola tidak lupa memberikan efek suara. Seru!

Sudah puas jugijagijug, sudah mengenal berbagai macam kendaraan di seluruh dunia, sudah merasakan euforia dan suasana ala Hollywood, belum lengkap tanpa icip-icip kuliner. Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan adalah Rumah Makan Cairo. Letaknya ga jauh dari Museum Angkut. Menu yang paling direkomendasikan adalah Nasi Kebuli dan Martabak Mesir. Dijamin! Aromanya saja, sudah sangat menggoda. Mau yang unik? Coba saja pesan es susu. Es susu di sini bukan susu biasa, melainkan susu ditambah dengan sirup coco pandan tanpa adukan. Sirupnya dibiarkan berada di dasar gelas, seperti alas. Manis.

Es Susu Ala RM. Cairo (Ilustrasi)
Keluar dari rumah makan ini, I felt impressed by the sidewalk. Especially the rubbish bins. Jangan khawatir sulit mencari tempat sampah. Karna tempat sampah selalu ada tiap 100 m di sepanjang trotoar. Shining Batu!
The Rubbish Bin at The Sidewalk, Batu, Malang

4 Januari 2015 08:00 AM - 10:00 PM
Selain fasilitas antar jemput, menginap di Kusuma Agrowisata dapat voucher memetik apel. Dengan syarat per orang hanya dapat memetik 2 buah apel. Kebiasaan sebagian orang Indonesia adalah di manapun ia berada akan selalu ada jejak yang ditinggalkannya, sampah. Padahal pihak kebun apel berkali-kali memberikan pengumuman jangan membuang sisa apel yang di makan di dalam kebun. Tetapi, tetap saja pengumuman itu dianggap sebagai angin lalu. Seperti sudah mendarah daging "tinggalkanlah sampah di manapun anda berada" Gosh!

Move on dari orang-orang tidak bertanggung jawab, selesai memetik apel kita dapat mengajak anak-anak melihat kandang kelinci, monyet dan burung. Hebatnya, makanan utama hewan-hewan ini adalah apel. Mentang-mentang ye hidup di kota apel.
Bird In Cage
The Rabbits

Puas petik apel, dan melahapnya sampai habis, ada tempat yang belum pernah gw singgahi setiap ke Malang, yaitu Taman Rekreasi Selecta. Hari ini, saatnya ke sana.

Taman rekreasi dengan harga tiket masuk Rp.20.000,- ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Di pintu masuk kita akan disambut dengan akuarium ikan yang besar dan memanjang. Gw jamin, spot ini menjadi spot favorit anak-anak. Ga cuma akuarium, kolam ikan dengan ornamen tanaman yang disusun ciamik juga akan menyambut kita.
The plants, water and the sign are connected in unity.
Melewati welcome area, kita akan masuk ke recreation area berupa kolam renang dan restoran. Ga cuma itu, terdapat area luas berupa hamparan tanaman hortensia dan salvia. Banyak pengunjung memilih area ini sebagai tempat berfoto. Tetapi sekali lagi, kebrutalan mereka menyebabkan banyak tanaman rusak karena terinjak. Padahal, sudah dibatasi dengan tali serta dilengkapi dengan papan peringatan untuk tidak masuk ke area tanaman.
Salvia splendent known as Salvia or Scarlet Sage
What I love the most of this place is a little landscape intervention. The developer improved the aesthetic appearance of the land by adding ornamental features, or planting trees and shrubs without changing its contour. Pengunjung diajak berolahraga sedikit ketika mengitari tempat ini. Jalan setapak yang dibuat mengikuti ketinggiannya. Tetapi, dengan banyaknya bangku serta area terbuka untuk beristirahat, gw rasa pengunjung ga akan merasa lelah. Belum lagi, setiap tanaman yang ditanam di tempat ini diberi papan nama. Kata pengelolanya, agar pengunjung dapat mengetahui tanaman apa saja yang ada di tempat ini.

Phylodendron gigantea - Giant Phylo.
Tempat selanjutnya yang wajib banget dikunjungi saat di Malang adalah Bakso President. Yang menarik dari tempat makan ini adalah letaknya yang berada di pinggir rel kereta. Kebayang ga? Sedang makan, tiba-tiba kereta lewat. Gw rasa sensasinya mungkin mirip-mirip makan di atas Bajaj. Menu favorit gw di tempat ini adalah bakso bakar. Dan bakso bakar inipun menutup petualangan gw hari ini. Sedap!

Bakso President
5 Januari 2015 08:00 AM - 10:00 PM
Sarapan terakhir gw di Kusuma Agrowisata ditemani dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Rasanya ogah untuk beranjak dari sini. Tapi, berhubung masih ada destinasi yang menawarkan sensasi yang pastinya menarik, mau ga mau harus check out juga.
Misty Morning At Kusuma Agrowisata
Seperti yang gw bilang, gw masih punya destinasi terakhir yang wajib banget dikunjungi. Kita berangkat ke Yogyakarta Istimewa. Dari Kusuma Agrowisata ke Yogyakarat sekitar 320 KM menurut Mba Garmin. No problem. I'm ready!

Malang to Yogyakarta Trip

Namanya juga fun trip, ga afdol kalau di tengah jalan ga kepikiran destinasi dadakan di luar rencana. Salah satunya adalah menyambangi keluarga Kakak Ipar. Well, sebenarnya yang jadi tujuan utama adalah mencari tempat makan siang yang manusiawi dari harga hingga menunya. Berhubung keluarga Kakak ipar ini punya restoran Padang yang merupakan satu-satunya restoran Padang di Madiun, ini adalah tempat yang cocok bagi gw. Maksud terselubungnya adalah semoga dapat makan siang gratis. :))

Yak.. Dan benar saja. Sampai di Rumah Makan Padang Sakato Jaya tepat jam makan siang. Bukan main penuhnya. Dan perkiraan ke dua yang tepat 100 % adalah makan masakan Padang berlauk rendang gw bayar Rp.0,- a.k.a gratis.

Perut kenyang hati senang. Sudah kenyang, mari lanjutkan perjalanan. Melihat ke peta, kita akan melewati Telaga Sarangan. This is second unplanned destination. Telaga alami ini terletak di kaki Gunung Lawu , di Kecamatan Plaosan. Harga tiket masuk adalah Rp.7.500,- per orang sedangkan untuk kendaraan pribadi adalah Rp.5000,- . Ga banyak yang gw nikmati di sini kecuali pemandangan danau dan boat. Boat ini disewakan untuk mengitari danau dengan biaya Rp.60.000,- sekali itar.


Tiket Masuk Telaga Sarangan

Telaga Sarangan, Magetan
Demi mengejar waktu agar tidak terjebak kabut tebal yang selalu turun saat sore, gw harus melanjutkan perjalanan. The third unplanned destination is Grojogan Sewu. Kedatangan gw disambut oleh belasan kera jinak yang berkeliaran bebas. Tetapi, sejinak apapun kera-kera ini, jika melihat kita memegang makanan, tetap merampas juga. FYI, Grojogan Sewu terletak di Tawangmangu, Karanganyar. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik Rp.11.500,- , untuk wisatawan asing Rp.110.000,- . Loket Grojogan Sewu akan tutup setiap jam 04:00 sore.

Tiket Masuk Grojogan Sewu
Sebelum menuju main area, kita harus menuruni anak tangga. Terdapat beberapa titik peristirahatan berupa gazebo dan bangku-bangku batu yang dilengkapi dengan kontak pengelola kawasan jika memerlukan bantuan. Setelah itu, terdapat area makan dan outbond. Melewati jembatan, barulah kita dapat melihat keindahan air terjun "Grojogan Sewu". Walaupun sewu berarti seribu, bukan berarti jumlah air terjun di sini seribu. Yang dimaksud sewu (seribu) di sini adalah ketinggian air terjun itu sendiri.

Grojogan Sewu
Pepatah yang pas untuk tempat ini adalah Berenang-renang ke hulu, bersakit-sakit ke tepian. Bersenang-senang dahulu bersakit-sakit kemudian. Saat turun, sama sekali ga berasa capek. Saat naik, harus menyediakan tenaga dan air minum. Karna tidak menghitung jumlah anak tangga yang dilalui saat turun tadi, saat naik menjadi terasa sangat lama. Belum lagi, kera-kera yang tiba-tiba muncul juga jadi penghambat terbesar. Mau tau apa yang paling berkesan dari tempat ini? Ucapan selamat dari pihak pengelola kalau para pengunjung sudah berhasil melewati 1250 anak tangga. Antara memuji dan mengejek sih.

I hope so.... :))

Gw kasih tips agar merasa nyaman ke tempat wisata ini khususnya bagi para wanita, jangan pakai wedges apalagi high heels. Never. Kalau tidak mau kaki Anda kaku, lebih baik pakai sendal jepit atau sepatu kets. Lebih nyaman.

Sudah lelah mampir ke sana ke mari, kami sampai juga di Kota Yogyakarta. Disambut dengan maraknya billboard atau papan iklan, jadi bertanya sendiri ke mana kota budaya yang terkenal dengan kearifannya. Kearifan Yogyakarta baru gw rasakan saat berada di Inna Garuda Hotel di Malioboro. Sampai di hotel ini gw disambut dengan tembang Jawa dan harumnya bunga sedap malam. Syahdu.

6 Januari 2015 08:00 AM - 06:00 PM
Sebelum memulai perjalanan, ada baiknya kita sarapan dulu. Ada gudeg dan pecel yang jadi pilihan gw di antara banyak menu yang disajikan restoran hotel pagi ini. Ga boleh ketinggalan telor ceplok setengah matang dan teh manis hangat. Perut kenyang, siap berpetualang. Ke mana kita hari ini? Ke Museum Gunung Api Merapi.

Tiket Masuk Museum Gunung Api Merapi
Museum ini terletak di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman berjarak sekitar 5 KM dari Kawasan Objek Wisata Kaliurang. Harga tiket masuk hanya Rp.3000,-. Tetapi jika ingin menonton film tentang ganasnya erupsi Merapi dikenakan biaya tambahan Rp.5000,-.

Di pintu masuk kita akan disambut oleh maket berbentuk Gunung Merapi yang digunakan sebagai simulasi bencana. Di bagian tepi maket terdapat tombol-tombol dengan keterangan tahun yang berbeda. Tombol-tombol ini menggambarkan kuatnya getaran gempa, erupsi dan aliran larva di tahun-tahun Gunung Merapi meletus. Seru! Apalagi saat melihat kepulan asap keluar dari puncak maket. Beda tahun, beda sensasinya.
Maket Merapi di Museum Gunung Api Merapi

Meskipun namanya Museum Gunung Api Merapi, yang dipamerkan di sini adalah info-info tentang berbagai gunung api di Indonesia. Termasuk peta besar Indonesia yang memuat informasi gunung api mana saja yang masih aktif dan tidak aktif. Sisa-sisa erupsi Merapi, jenis batuan yang dihasilkan dari erupsi berbagai gunung api di Indonesia juga dapat dilihat di sini. Ingin menonton betapa dahsyatnya erupsi Merapi? Kita dapat menontonnya di teater yang terletak di lantai 2 museum ini.

Perjalanan gw ga cuma sebatas di museum ini. Karna ternyata, di sini juga terdapat penyewaan Jeep sebagai kendaraan untuk Lava Tour Merapi. Harga sewa Jeep sebesar Rp.350.000,- sudah termasuk tiket masuk Kawasan Wisata Kaliurang.
Jeep yang gw tumpangi untuk keliling Merapi

Supir Jeep

Tiket Masuk Kawasan Wisata Kaliurang
Dimulai dari cerita si supir Jeep. Pria beranak satu ini merupakan penduduk asli Merapi. Dia hanya kehilangan harta benda saja karena sejak pertama kali Merapi bergemuruh, dia dan keluarga kecilnya sudah lebih dahulu mengungsi ke kota. Dia sendiri sangat ketakutan saat pertama kali mendengar gemuruh sekeras itu, dan saat itu bayinya baru berumur beberapa minggu. Itulah yang menjadi pertimbangan untuk mengungsi lebih awal. Gw tanya lebih jauh, "kenapa yang lain ga ikut mengungsi lebih awal?" Dia menjawab, "Karna mereka percaya selama Mbah Marijan belum mengungsi, Merapi akan baik-baik saja." Inilah kenapa saat Merapi meletus, banyak korban berjatuhan.

Check point pertama, kita berhenti untuk membeli bahan bakar Jeep sebelum mengarungi jalur ekstrem Merapi. Bukan di SPBU besar, melainkan di warung kecil yang juga menjual makanan kecil, salak dan alpukat. Supir Jeep bilang, "Kalo ke SPBU jauh Mba. Beli di sini harganya cuma beda Rp.1000,-" Lebih lanjut dia bilang, "Kalo usaha di sini jangan mahal-mahal. Kalo beda sedikit aja harganya, satu kampung bisa tau, trus malah ga laku, termasuk jualan bahan bakar ini Mba." Oh.. I see.

Well, selagi si Mas Supir beli bensin, gw tergiur juga sama salak yang katanya hasil dari kebun sendiri. Kebun Merapi disebutnya. Dengan uang Rp.5000,- dapat 1 kilogram salak. Rasanya manis banget, salak madu mah lewat. Dan, kalo udah makan sekali, rasanya pengen tambah lagi saking enaknya. Padahal gw sendiri bukan tipe penggemar salak. Suer deh. Sayangnya, gw cuma beli 1 kilo. Sayang banget.

Dan, check point ke dua Lava Tour Merapi adalah salah satu kuburan massal korban Merapi yang di depannya terdapat Monumen Gadung Melati Trail Club (GMTC). FYI, GMTC adalah kumpulan ojeker yang juga bertugas sebagai pemandu wisata Gunung Merapi. Di sini gw berhenti untuk berdoa sejenak.

Kuburan Massal Korban Merapi
Beruntung mendapat supir yang benar-benar memberikan pelayanan maksimal. Supir yang gw lupa namanya ini, ga berhenti cerita. Korban-korban Merapi yang kehilangan rumah maupun tanah kebun, direlokasi dengan jaminan tanah dan kebun mereka sebelum Merapi meletus tetap jadi milik mereka. Saat gw melihat ada satu keluarga yang sedang bergotong royong mengumpulkan pasir, gw mulai bertanya "Apa yang mereka lakukan?". Seperti bisa membaca pikiran gw, supir Jeep menambahkan, kalau pasir-pasir di sekitar bekas rumah dan lahan mereka, dapat mereka ambil. Pasir-pasir ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau dapat mereka jual. Tentunya, perlu kendaraan untuk mengangkut pasir sebanyak itu. Jangan khawatir, ada truk yang disewa seharga Rp.700.000,- untuk mengangkut pasir-pasir ini.

Ga cuma cerita, supir Jeep gw ga segan-segan menantang mental untuk off road melewati medan-medan yang tergolong sulit dan terjal. Dan keseruan ini baru dimulai. Dari mulai melewati jalur penambangan pasir, memutar melewati tanah amblas dan becek. I scream out loud.

Masuk ke check point ke tiga, Museum Sisa Hartaku. Museum yang dibuat dari salah satu rumah penduduk yang menjadi korban keganasan Merapi. Di sini dipamerkan segala macam benda-benda sisa erupsi Merapi. Ga cuma sisa-sisa harta benda, tulang-tulang hewan ternak pun dipamerkan di sini. Di sini pula kita dapat melihat batu yang tertulis "Pesan Merapi"

Ada satu ruangan di dalam museum yang ga gw dokumentasikan yaitu ruang pusaka. Lampu redup yang dipasang di dalam ruangan menyebabkan suasana ruangan ini terasa lembab dan mengerikan. Dan memang terdapat larangan mengambil gambar di ruangan ini.

Gate "Museum Sisa Hartaku"

Bangunan "Museum Sisa Hartaku"


"Museum Sisa Hartaku" - Sisa Radio Kompo

"Museum Sisa Hartaku" - Sisa harta lainnya

"Museum Sisa Hartaku" - Pesan Merapi
  
Keluar dari museum, terdapat toko-toko penjual souvenir Merapi. Kaos, gantungan kunci, rangkaian bunga edelweis, foto atau poster dan lain sebagainya dijual di sini. Happy shopping.

Menuju check point ke empat, lagi-lagi si Mas Supir ngajak Off Road. Di sini agak sedikit bikin baju kotor karena terkena cipratan lumpur. Tapi, ga kotor ga belajar kan? Belajar kotor ini akan terus berlangsung sampai menuju Kawasan Batu Alien Merapi.

Kenapa disebut Batu Alien? Jika diperhatikan batu ini mirip wajah manusia. Memilik mata, hidung dan mulut. Tetapi, karena berupa batu dan ga tau darimana asalnya, penduduk menyebutnya Batu Alien. Sesederhana itu memberi nama sesuatu.

Merapi - Batu Alien

Melihat Kali Kuning yang sempat dialiri lahar dingin Merapi, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya musibah kemarin. Kali ini begitu kering, yang terlihat hanya truk-truk penambang batu dan eskavator yang sedang mengangkut batu-batu untuk dijual.


Merapi - Bekas Aliran Lahar Dingin

Menuju perhentian terakhir yaitu Bunker Merapi. Bunker yang sedianya digunakan sebagai tempat pengungsian ini malah tidak digunakan sama sekali. Untuk masuk bunker ini kita perlu senter. Senter ini disewakan Rp.2000,- oleh penduduk sekitar. Bunker gelap tanpa penerangan dan ventilasi ini terkesan angker dan pengap. Sebagai manusia, jika disuruh mengungsi ke sini, gw ga akan mau.

Di kawasan bunker ini kita dapat beristirahat sejenak sekedar mengisi perut atau minum segelas kopi. Terdapat deretan kios-kios makanan di sini. Toilet ada di beberapa titik, bayar Rp.2000,-.

Sayangnya, tur gw ga sampai ke tempat tinggal Mbah Marijan. Jalur menuju rumah Mbah Marijan hanya dapat dilalui oleh motor trail. Di bunker inilah dijadikan base camp para ojeker motor trail. Mau menyewa motor trail lengkap dengan atributnya? Di sinilah tempatnya.

Bunker Merapi


Merapi from the top of Bunker

Turun dari bunker, puas melihat gagahnya Merapi, sekali lagi, supir gw menantang untuk melewati jalur yang lebih ekstrem. Jalur yang akan kami lewati adalah sungai yang dipenuhi dengan batu-batu besar. Walaupun air yang mengalir tidak deras, bahkan cenderung kering, sungai ini memiliki kubangan-kubangan yang cukup dalam. Cerita si Supir, sebelum kami ada yang mencoba melalui sungai ini, tetapi tidak berhasil, malah Jeep yang mereka kendarai terjungkang. Sempet deg degan sekaligus penasaran. Ternyataaaaaaa.... lebih seru dari yang dibayangkan. Kami berhasil melewati sungai ini walau harus berbasah-basahan. You have to try this, Guys!!

Di perjalanan kembali ke Museum Gunung Api Merapi, supir Jeep gw menyarankan untuk mampir ke Jadah Tempe Mbah Carik di Astomulyo Kaliurang dekat dengan patung udang. Dia bilang di sana aslinya Jadah Tempe. Worth to try.

Tempat makan dan pusat oleh-oleh khas Jogja ini cukup ramai. Daripada hanya sekedar mencari oleh-oleh, ga ada salahnya mencoba jadah tempe dan teh gula batu yang disajikan dengan gelas dan teko tanah. Sedap sekali. Dan, yang punya anak-anak bisa juga membeli plaster painting kit berbagai karakter kartun kesukaan anak-anak dengan harga Rp.45.000,-. Untuk orang tua, jamu dari bahan-bahan herbal lengkap dengan gula batu juga dapat ditemukan di sini dengan harga Rp.25.000,- per bungkus isi 20 paket.

Plaster Painting Kit

Puas mencicipi jadah tempe, teh gula batu, beli oleh-oleh, ada satu tempat makan yang banyak direkomendasikan, Raminten. Sebenarnya, di Yogyakarta ada dua Raminten yang gw tau, The House of Raminten dan The Waroeng of Raminten. Karena The House of Raminten berada lebih dekat dengan pusat kota dan dekat dengan kampus, selalu dipenuhi oleh mahasiswa. Nah, yang akan gw coba adalah The Waroeng of Raminten di Kaliurang ini.

Buku Menu "The Waroeng of Raminten"
Kalo lihat gambar di atas, tempat tisunya tertulis "Mirota Batik". The Waroeng of Raminten ini memang satu kawasan dengan pusat oleh-oleh tersebut. Gw cuma masuk sebentar ke Mirota karena harganya ajigile! ga kejangkau sama dompet fun trip gw (baca: miskin).

Masuk Raminten suasana Jawa terasa banget dari musik yang mengalun dan bau-bauan yang tercium. Belum lagi patung-patung di tiap sudut yang dilengkapi dengan bunga-bunga layaknya sesajen. Gw memilih lesehan  karena lebih terasa suasana Jawanya. Dilengkapi dengan kolam ikan, di sini kita dapat memberi makan ikan. Oh.. Iya.. Ada juga patung Budha yang menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto. Lebih indah lagi, dari patung Budha ini kita dapat melihat matahari terbenam. Perfect!

The Waroeng Of Raminten
Semua menu gw rasa enak, bakso, ayam bakar, pepes, tumis tauge, capcai, tapi yang jadi rekomendasi gw dan layak dicoba adalah bakmi goreng jawa dan es tape. Ga cuma rasa, yang paling membuat tempat makan ini gw rekomendasikan adalah harganya. Makan dengan banyak menu total yang gw bayar jauh di bawah perkiraan. Murah banget. Thumbs up!!

Es Tape

Bakmi Goreng Jawa

Rencana selanjutnya sebenarnya berniat untuk ke Hutan Wisata Telaga Putri, tetapi apa daya waktu juga yang menghambat semuanya. Loket sudah ditutup waktu gw sampai di sana. Ini bisa jadi salah satu tujuan jika suatu saat kembali lagi ke Jogja istimewa.

Menginap di sekitar Malioboro, ga nikmatin suasana malamnya? Rugi!! Sekalian cari oleh-oleh Bakpia dan kaos Dagadu langsung dari pusatnya, menyewa andong ga pernah terasa salah. Sewa andong cukup Rp.80.000,- saja dapat mampir ke pusat oleh-oleh Bakpia Patok dan kaos Dagadu. Ke dua tempat ini memang khasnya Yogyakarta. Kurang afdol jika ke Yogyakarta tanpa mampir ke kedua tempat ini. Dan.. gw dapat banyak oleh-oleh. Brem, bakpia, nopia, dodol, keripik bayam dan kaos-kaos berbagai ukuran untuk keluarga dan teman-teman tercinta.

7 Januari 2015 10:00 AM - 06:00 PM
Tema petualangan hari ini adalah Candi. Candi yang pertama kali gw kunjungi adalah Candi Mendut. Tetapi, ternyata Candi Mendut dekat dengan Candi Pawon. Di kedua candi ini gw ga berhenti, hanya sekedar melihat saja. Candi selanjutnya adalah Candi Borobudur.

Harga tiket Candi Borobudur adalah Rp.30.000,- dengan jam operasional 06:00-17:00. Sebelum ke candi ini ada baiknya siapkan topi atau payung karena cuacanya sangat panas. Pakailah pakaian yang sopan, hargailah warisan budaya.

Setelah pintu masuk kita akan melihat gajah-gajah yang ternyata dapat ditumpangi. Tetapi, tidak gratis ya. Harga untuk menaiki gajah ini adalah Rp.50.000,-/orang. Selagi menunggu anggota keluarga menunggangi gajah, anggota keluarga lain dapat juga beristirahat di gazebo sambil dipijat. Harga jasa pijat ini cukup Rp.10.000,-

Menuju candi, kita akan banyak bertemu para penjaja jasa foto langsung jadi. Harga per foto adalah Rp.15.000,- . Kalo ambil 7 foto cukup membayar Rp.100.000,-. Gw menyewa seorang bapak yang sudah tua namun terlihat masih gagah untuk mengambil beberapa foto gw di spot-spot yang beliau sarankan.

Sekali lagi gw merasa beruntung, karena Bapak ini ga pelit memberikan info tentang Borobudur. Termasuk makna posisi tangan di patung-patung yang terdapat di candi yang ternyata menunjukkan arah mata angin. Sebagai contoh telapak tangan kanan menutup ke bawah berarti memanggil bumi sebagai saksi, patungnya menghadap ke timur. Jika telapak tangan kanan menghadap ke atas berarti kedermawanan, patungnya menghadap ke selatan. Jika posisi tangan seperti bertapa berarti meditasi, patungnya menghadap ke barat. Dan jika telapak tangan kanan menghadap ke depan berarti ketidakgentaran, patungnya menghadap ke utara.

Ada yang menyedihkan dalam cerita Beliau. Yaitu sarung yang biasa dibagikan kepada pengunjung. Saat gw datang memang aneh karena tidak dibagikan sarung. Ternyata sarung-sarung ini sedang dicuci oleh penduduk sekitar. Yah, penduduk sekitarlah yang diperdayakan untuk memelihara segala sarana dan prasarana tempat wisata ini. Tetapi, yang menyedihkan bukan itu. Yang menyedihkan adalah banyaknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang tidak mengembalikan sarung setelah kunjungan. Jadi, dalam 1 tahun terakhir, jumlah sarung untuk pengunjung sudah berkurang setengahnya. Sedih.

Borobudur Temple

Beranjak dari Borobudur, gw menuju Prambanan. Harga tiket masuk sama dengan Borobudur. Ingin tau sejarah lengkap Prambanan? Banyak penjual buku-buku sejarah candi ini dengan harga Rp.2000,- , kalo mau beli satu paket berisi 3 buku dapat harga Rp.5000,-. Mau souvenir gantungan kunci Prambanan, dapat kita peroleh dengan harga Rp.15.000,- per bungkus isi 10 gantungan kunci. Pajangan candi berukuran sedang dapat dibeli seharga Rp.25.000,-. Yang gw suka adalah waktu gw beli celana pendek. Dengan Rp.50.000,- gw dapat 6 potong. Murah banget!!

Sky at Prambanan Temple

Prambanan - Enjoy witnessing the sun disappears beneath the horizon

8 Januari 2015 09:00 AM - End
Hari terakhir fun trip. Tetapi ga seru kalo ga jalan-jalan dulu sebelum pulang. Destinasi pertama adalah Museum Benteng Vredeburg. Museum yang dulunya benteng pusat pemerintahan dan pertahanan Belanda ini berisi sejarah-sejarah tentang perjuangan penduduk melawan penjajah, Keraton, bahkan tidak ketinggalan sejarah berdirinya Universitas Gajah Mada. Semuanya disajikan dengan diorama-diorama yang mengagumkan yang dibuat persis seperti asli. Jangan khawatir, di tiap diorama terdapat satu layar yang dapat kita sentuh dan membaca makna dari dioramatersebut.


Layar untuk Diorama Universitas Gajah Mada
Selain sejarah, yang menarik yang membuat gw lupa untuk mengambil gambar bangunan atau sudut-sudut tempat ini adalah di tiap ruang pameran ada TV yang di dalamnya terdapat game. Seperti game asah otak tetapi lebih ke pengetahuan kita tentang sejarah. Di akhir permainan, akan dimunculkan skor-skor tertinggi pengunjung. Gemes. Ga sulit sebenarnya, cuma gw kurang pinter aja.. Hihihi

Puas bermain, ada satu tempat pameran yang ga boleh dilewatkan. Di ruang ini kita seperti berada di tengah medan perang. Efek suara dan lampu mengekspos suasana menjadi lebih real. Siap-siap jantungan aja ya. Karena tiba-tiba ada suara bom yang kencang sebelum pintu keluar.

For further information Museum ini dibuka Selasa-Jumat pukul 08.00-15.30, Sabtu-Minggu pukul 08.00-16.00 dan Senin adalah hari libur mereka.

Menuju destinasi ke-2 yaitu Keraton Yogya. Sampai di tempat parkir Keraton yang sebenarnya adalah Alun-Alun Yogya, gw melihat pemandangan yang malam sebelumnya gw liat. Cuma karena ini adalah pemandangan siang jadi keliatan sekali kumuhnya. But, usut punya usut, tempat ini memang dalam tahapan perbaikan dan penataan ulang. Bekas sampah yang berserakan karena habis dipakai acara menyambut tahun baru. Seperti biasa, manusia pergi meninggalkan jejak (baca: sampah)

Alun-Alun Yogya
Meninggalkan lapangan, mari mulai menyelami sejarah keraton yang sangat agung ini. Di gerbang keraton kita akan disambut seorang abdi dalem yang akan dengan senang hati menjadi pemandu selama kita di kawasan Keraton Yogya. Dari mulut Beliau (yang sekali lagi gw lupa namanya) kita akan tau bahwa di tiap detail bagian Keraton ada artinya. Seperti lantai Keraton yang berbentung bintang 8 sudut, ini artinya lantai ini dibuat saat Sultan Hamengku Buono VIII menjabat. Pilar Keraton yang berjumlah 99 menunjukkan Asmaul Husna.

Melewati area panggung Keraton, ada sebuah ruangan terbuka di mana dahulu kala dipakai Sultan untuk membuat pengumuman kepada rakyat Yogya. Uniknya ruangan persegi ini seperti memiliki Mic dan Speaker yang membuat suara lebih keras dan bergema saat kita berbicara di area ini. Tanpa kedua alat canggih itu, Sultan memberikan pengumuman kepada rakyat dan suaranya mampu mencapai hingga Tugu Yogya. Benar-benar arsitektur bangunan yang mengagumkan. 

Kita beranjak ke ruang pameran silsilah keluarga Keraton. Yang menarik, di antara Sultan yang memangku jabatan, hanya Sultan Hamengku Bawono X yang hanya memiliki satu istri tanpa memiliki anak laki-laki, karena ke-5 anaknya perempuan semua. Raja yang setia terhadap ratunya. Di sini gw ga ada habisnya mengagumi setiap detail bagian Keraton, dan selalu bertanya "Betapa cerdasnya manusia yang menciptakan ini semua...."

Sebuah informasi tercetus dari Abdi Dalem ini, bahwa setiap Abdi Dalem memiliki gaji minimal Rp600.000,- sebulan dengan ketentuan datang ke Keraton ada yang sebulan dua kali, ada yang hanya 1 kali tergantung tanggung jawab mereka. Tetapi, ketika ada acara besar mereka semua harus hadir. Selain itu, semua tanah di sekitar Keraton disumbangkan untuk masyarakat. Dibangun beberapa fasilitas pendidikan dan keagamaaan. Mulia sekali Keraton ini.

Puas berkeliling Keraton, yuk, lihat-lihat langsung proses pembuatan batik. Letaknya persis di belakang Keraton. Batik yang dikerjakan masih dengan lilin, yang satu kain bisa diselesaikan minimal 1 bulan. Pantes mahal banget yak. Belum lagi bahan baku warna batik ini import dari Jerman karena di Indonesia tidak tersedia.
Ubin Keraton

Tiang Keraton

Pembatik Indonesia

Menuju Museum Kereta Keraton yang letaknya masih di kawasan Keraton. Di Museum ini kita bisa melihat berbagai jenis kereta yang digunakan para penghuni Keraton di berbagai acara. Pernikahan, khitanan bahkan kereta pengangkut jenasah pun ada di sini. Di bagian samping museum, terdapat kandang-kandang kuda yang biasa dipakai Sultan dan keluarga. Kudanya bukan kuda-kuda kecil kurus yang biasa digunakan untuk menarik andong, kuda-kuda ini besar dan gagah.

Capek muter-muter Keraton dan Museum Kereta Keraton, di halaman depan museum ada penjual makanan seperti bakso dan mie ayam, dan tentunya penjual minuman. Yang paling enak di sini? Gw saranin cobain deh bakso gorengnya. Dijamin nagih like I do. Murah kok, 5000 udah bikin kenyang. Makan bakso, minum es cendol, di bawah rindangnya pohon asem (Tamarindus indica), rasanya setelah ini semua, gw ga mau pulang. But.. waktu juga yang memaksa menyudahi keseruan beberapa hari ini.

Sebelum pulang, puas-puasin deh pakai kamar mandi Museum. Selagi semua tarif toilet sudah 2000, di sini tarif toilet paling mahal 1000 saja.



Well, berakhir sudah perjalanan akhir tahun gw. But sebelum menyudahi cerita ini, gw mau kasih beberapa tips:
  1. Kalo doyan makan pedas, especially doyan pakai saus, sediakan saus favorit di tas atau di kendaraan. Karena most of all, gw ga nemu penjual makanan bersaus, sausnya berwarna normal. Semua yang gw temui sausnya berwarna merah pekat.
  2. Bawa kendaraan sendiri belum tentu lebih cepat sampai. Bawa kendaraan sendiri artinya bisa berhenti di manapun kita mau, dan justru memakan waktu lebih lama. Oleh karena itu, estimasi waktu untuk menginap di hotel yang ditujupun sesuaikan dengan lama perjalanan yang mungkin.
  3. Mau jalanan aman di sekitar jalur Pantura atau Pantai Selatan? Ikuti kode supir truk. Inilah yang gw lakukan selama perjalanan. Gw terus mengikuti truk di depan dan memperhatikan kode lampu yang supir berikan. Dia akan memberikan kita kode tentang lubang di jalan, kendaraan lain di depan/berlawanan arah, dan tentunya belokan. Ini yang membuat kita dapat mengambil keputusan bisa mendahului atau jangan. Mau kode lengkapnya? Coba ikuti sendiri. Kalo gw jelasin di sini ga selesai-selesai ini cerita................
Udah ye... Udah panjang... Udah capek juga setahun ngetik ini ga selesai-selesai. hihihi...
See you with new trip story....